Sabtu, 29 April 2017

Manusia Purba Di Sangiran



KAJIAN TENTANG PENELITIAN MANUSIA PURBA
DI SANGIRAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar dengan dosen pengampu Yanto Heryanto, S.Sos, M.Si
Oleh
Achmad Rofi                                      116040103
Dita Lestari                                         116040112
Edi Suranta Panjaitan                         116040109
Fahrul Aupa                                        116040105
Marlina Ulfah Soeryadi                      116040110
Monalisa                                              116040119
Syafaq Bayu Dena                              116040122
Tulus Arief Darmawan                       116040111



PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2017



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Ilmu Alamiah Dasar membuat makalah. Pada kesempatan kali ini kami menulis makalah dengan judul “Manusia Purba di Sangiran.
 Secara garis besar karya tulis ilmiah ini disusun secara ringkas dan sistematis agar para pembaca lebih mudah memahami isi makalah ini. Isi makalah ini tersusun atas pendahuluan, kajian pustaka, pembahasan, dan penutup serta lampiran yang sudah ditulis secara singkat dan jelas.
Pengetahuan ini masih jauh dari lengkap dan sempurna untuk menjangkau pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang.
Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang kami tulis ini, dengan kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah yang kami tulis akan datang lebih baik dan sempurna. Kami sebagai penyusun berharap semoga makalah yang telah ditulis ini bermanfaat bagi pembaca. Amiin.




Cirebon, Maret 2017


           Penyusun



DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan....................................................................... 2
BAB II Landasan Teori............................................................................... 3
BAB III Metode Penulisan......................................................................... 3
BAB IV Pembahasan.................................................................................. 4
4.1. Sejarah Manusia Purba di Indonesia............................................ 4
4.2. Sejarah Penemuan Fosil Manusia Purba di Sangiran................... 5
4.3.  Jenis-Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Sangiran............ 6
4.4. Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Sangiran.................... 8
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan................................................................................ 10
5.2. Saran.......................................................................................... 10
Daftar Pustaka........................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  LATAR BELAKANG
              Situs Sangiran dikenal dengan istilah “Sangiran Dome” artinya kubah sangiran. Dinamakan demikian karena kawasan situs ini secara geomorfologis merupakan daerah perbukitan dengan struktur kubah atau dome dibagian tengahnya. Struktur kubah tersebut telah mengalami proses deformasi yaitu proses patahan, longsoran, dan erosi, sehingga berubah bentuk menjadi lembah. Proses deformasi tersebut telah membelah kubah sangiran, mulai dari kaki kubah sampai kepusat kubah ditengahnya, sehingga menyingkapkan lapisan tanah purba dengan sisa-sisa kehidupan purba yang pernah ada dikawasan itu. Lapisan tanah yang tersingkap dikubah sangiran tersebut berturut-turut dari pusat kubah sampai ke bibir kubah terbagi menjadi empat formasi stratigrafi yaitu Formasi Kalibeng, Formasi Pucangan, Formasi Kabuh, dan Formasi Notopuro. Formasi Kalibeng adalah lapisan tanah tertua dan Formasi Notopuro adalah lapisan tanah termuda. Berdasarkan hasil studi terhadap struktur dan tekstur lapisan tanah formasi-formasi tersebut serta studi terhadap kandungan fosilnya maka sejarah terbentuknya kawasan Sangiran dapat diketahui.
1.2.  RUMUSAN MASALAH
              1. Bagaimana Sejarah Manusia Purba di Indonesia ?
              2. Bagaimana Sejarah Penemuan fosil manusia purba di Sangiran ?
              3. Bagaimana jenis – jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran ?
              4. Di mana lokasi penemuan fosil manusia purba Sangiran ?



1.3.  TUJUAN PENULISAN
                1. Menjelaskan sejarah mausia purba di Indonesia
            2. Menjelaskan Sejarah Penemuan fosil manusia purba di Sangiran
            3. Mendeskripsikan jenis – jenis manusia purba yang ditemukan di                              Sangiran
            4. Menjelaskan lokasi penemuan fosil manusia purba Sangiran

1.4.   MANFAAT PENULISAN
1.4.1.   Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan manusia purba di Indonesia pada zaman dahulu.

1.4.2.   Bagi Penulis
Dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui kehidupan manusia purba di Indonesia.



BAB II
LANDASAN TEORI
            Sebagai salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba di Indonesia,  Sangiran kiranya perlu di bahas mengenai sejarah dan kronologis ditemukannya fosil manusia purba tersebut. Hal ini menjadi suatu hal yang menarik untuk dibahas karena  merupakan salah satu ikon negara Indonesia tentang informasi sejarah peradaban manusia di nusantara. Untuk itu melalui makalah ini kami ingin memberikan informasi mengenai sejarah penemuan manusia purba di Sangiran, Jawa Tengah tersebut.

BAB III
METODE PENULISAN
            Dalam mendapatkan informasi mengenai sejarah manusia purba di Sangiran untuk penulisan makalah ini penulis menggunakan metode study literature yakni mencari informasi berupa fakta dan pendapat melalui media cetak dan media elektronik.



BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.  Sejarah Manusia Purba Di Indonesia
            Indonesia merupakan salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba. Ini artinya, Indonesia pada masanya pernah didiami oleh manusia purba. Kenyataan ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu tempat penting bagi para ahli yang akan melakukan studi tentang manusia purba. Adapun tempat lain yang juga ditemukan fosil manusia purba yaitu Prancis, Jerman, Belgia, dan Cina.
Faktor apakah yang membuat Indonesia menjadi tempat menarik untuk didiami oleh manusia purba? Kita tahu, kehidupan manusia purba masih sangat bergantung oleh alam. Jadi besar kemungkinan faktor utama yang menarik manusia purba untuk mendiami Indonesia adalah kesuburan tanahnya serta kekayaan akan faunanya. Sejak 10.000 tahun yang lalu ras-ras manusia seperti yang kita kenal sekarang ada di Indonesia. Pada kala Holosin dikenal dua ras, yaitu ras Austromelanosoid dan ras Mongoloid. Ras Austromelanosoid mempunyai ciri-ciri tubuh agak besar, tengkorak kecil, rahang kedepan, hidung lebar, alat pengunyah kuat. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri tubuh lebih kecil, tengkorak sedang, muka lebar dan datar, hidung sedang. Temuan rangka manusia Pos Plestosin di pantai timur Sumatera Utara, gua-gua di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Sisa-sisa manusia di langsa tamiang dan binjai menunjukkan ciri-ciri austromelanosoid.
Dengan melihat keadaan di Sumatera Timur dan membandingkan dengan keadaan di pantai selat Malaka, manusia ini memakan bintang laut, kerang laut, dan ikan, disamping beberapa hewan darat, seperti babi dan badak. Manusia ini juga telah mengenal api, mengubur mayat, dan upacara tertentu. Pada saat bersamaan di gua lawa, sampung, ponorogo, didapati manusia yang termasuk ras Austromelanosoid. Mereka hidup dari binatang buruan, seperti kerbau, rusa, dan gajah.
Di Flores, yaitu Liang Toge, Liang Momer, dan Liang Panas didapatkan sisa-sisa manusia yang menunjukkan ciri-ciri Austromelanosoid. Di Liang Toge, Flores Barat manusianya diperkirakan hidupnya secara meramu dan berburu. Dari data tersebut maka populasi di Indonesia di kala Pos Plestosin: Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara didiami ras Austromelanosoid dengan sedikit unsur Mongoloid, tapi di Sulawesi selatan menunjukan ras mongoloid. Mungkin karena pengaruh mongoloid melalui Filipina – Kalimantan – Sulawesi.
Kehidupan praaksara di Indonesia dimulai sejak munculnya manusia purba. Berdasarkan banyaknya fosil purba yang ditemukan, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan tempat yang menarik bagi manusia purba untuk ditempati. Oleh karena itu, Indonesia menjadi sangat penting bagi para ilmuan.

4.2.  Sejarah Penemuan Fosil Manusia Purba Di Sangiran
       Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Eugene Dubois juga pernah datang ke Sangiran, akan tetapi ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan. Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia modern. Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan. Beberapa fosil yang ditemukan dalam seri geologis-stratigrafis yang diendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua juta tahun, menunjukan tentang hal itu. Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO. Perhatikan baik-baik gambar fosil manusia purba di samping, fosil itu juga disebut sebagai Sangiran 17 sesuai dengan nomor seri penemuannya. Fosil itu merupakan fosil Homo erectus yang terbaik di Sangiran. Ia ditemukan diendapan pasir fluvio-volkanik di Pucang, bagian wilayah Sangiran. Fosil itu merupakan dua diantara Homo erectus di dunia yang masih lengkap dengan mukanya. Satu ditemukan di Sangiran dan satu lagi di Afrika.
4.3.  Jenis – Jenis Manusia Purba Yang Ditemukan Di Sangiran
Megantrophus Paleojavanicus
Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitianvon Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Dari hasil rekonstruksi ini kemudian para ahli menamakan jenis manusia ini dengan sebutan Meganthropus Paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap. Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuh-tumbuhan. Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yan besar.

Ciri-Ciri :
Memiliki tulang rahang yang kuat
Tidak memiliki dagu dan memiliki hidung lebar
Berbadan besar dan tegap
Memakan tumbuhan dan daging hewan buruan, namun tumbuhan menjadi makanan utama
Kening menonjol

Homo Erectus
Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan Homo sapiens, manusia modern.Homo erectus pada awal penemuannya diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus.Memiliki arti manusia-kera yang dapat berdiri.Telah ditemukan sebanyak 50 individu fosil manusia Homo erectus di Sangiran. Jumlah ini mewaikili 65% dari fosil Homo erectus yang ditemukan di Indonesia atau 50% dari populasi Homo erectus di dunia.
Terdapat sebuah penemuan bernama Sangiran 17 (S17) yang merupakan temuan fosil Homo erectus terbaik.
Ciri-ciri Fisik S17 :
Dahi sangat
Tulang kening menonjol  
Orbit mata persegi
 Pipi lebar menonjol
Mulut menjorok kedepan
Tengkorak pendek memanjang
Berdasarkan Morfologi, tengkorak S17 adalah individu laki-laki dewasa yang hidup di Sangiran pada saat Sangiran didominasi lingkungan sungai yang luas sekitar 700.000 tahun yang lalu.
Homo Soloensis
Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300 cc.
Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.
Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dari Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Ciri Ciri :
Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc
Tinggi badan antara 130 – 210 cm
Otot tengkuk mengalami penyusutan
Muka tidak menonjol ke depan
Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna

4.4.  Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba Di Sangiran

Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat
kita lepaskan dari keberadaan bentangan luas perbukitan tandus yang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia,yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Situs Sangiran itu mempunyai luas delapan kilometer pada arah utara-selatan dan tujuh kilometer arah timur-barat.
Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi itu menyebabkan terbukanya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak. Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran berupa endapan lempung hitam dan pasir fluvio volkanik, tanahnya tidak subur dan terkesan gersang pada musim kemarau.



BAB V
PENUTUP
5.1.   KESIMPULAN
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia. Sangiran terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen).  Gapura Situs Sangiran berada di jalur jalan raya Solo–Purwodadi dekat perbatasan antara Gemolong dan Kalioso (Kabupaten Karanganyar). Gapura ini dapat dijadikan penanda untuk menuju Situs Sangiran, Desa Krikilan. Jarak dari gapura situs Sangiran menuju Desa Krikilan ± 5 km.

5.2.  SARAN
Sebagai warga negara yang baik dan khususnya kita sebagai mahasiswa harus bisa melestarikan kekayaan budaya baik itu wisata maupun sejarah bangsa. Agar tidak punah oleh waktu. Selain itu kita juga harus bisa menjaganya agar tetap lestari dan berkembang.



DAFTAR PUSTAKA
Hargi Ono “Makalah Situs Sangiran”. (online). http://h-argio-no.blogspot.co.id/2012/12/makalah-situs-sangiran.html. (diakses 27 Desember 2012).
Kukuh Sanusa “Makalah Sangiran dan Trinil”. (online). http://wirasanusa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-sangiran-dan-trinil.html. (diakses 09 Oktober 2013).
M. Ikhwanul Kirom “Karya Tulis Wisata Budaya Museum Manusia Purba Sangiran”. (online). http://berbagi-asik.blogspot.co.id/2014/02/karya-tulis-wisata-budaya-museum.html. (diakses 22 Februari 2014).
Rini Ayu Agustin “Makalah Museum Sangiran”. (online). https://riniayuagustin.blogspot.co.id/2015/09/makalh-singkat-museum-sangiran-makalah.html. (diakses 24 September 2015).
Vandha Salsabila. “Manusia Purba di Indonesia”.(online). http://pateron.blogspot.co.id/2016/04/makalah-tentang-manusia-purba-di.html. (diakses April 2016).










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mitos Dan Metode Ilmiah

ARTIKEL ILMIAH “MITOS DAN METODE ILMIAH” Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar dengan dosen pengampu Yanto H...